Rabu, 01 April 2015

Belajar jadi Model.

Bangkrut



Malam semakin larut,namun mataku belum bisa kupejamkan entah kenapa.Mungkin karena  sore tadi aku meminum segelas kopi atau karena peristiwa tadi pegi.Aku tidak tahu persis duduk masalahnya saat aku kembali dari luar rumah untuk membeli koran pagi banjarmasin post Kuketuk pintu dan kucapkan salam namun tidak ada jawaban dari dalam mungkin istriku sedang dikamar madi di belakang rumah atau mungkin tidak mendengar ketukkan pintu dan ucapan salamku.Karena tidak ada jawaban aku langsung saja membuka pintu yang memang tidak terkunci.aku lihat anak perempuanku tertidur pulas dilantai hanya beralaskan selimut  tipis yang biasa dipakai anak pertamaku.sejuk hati melihat wajah polos anakku sesekali anakku seperti tersenyum,ya tersenyum sambil tidur.anakku masih bayi baru berusia 7 bulan anak kedua dari perkawinanku  yang tertua berusia 8 thn sudah duduk dikelas 3 sd.kupelankan langkahku takut bila mengganggu tidur anak ,sekilas kulihat istriku sedang mencuci pakaian tapi ada yang aneh hari ini biasanya selalu manis menyambut kedatangan ku  dengan menjawab wa alaikum salam dan dengan senyuman yang gembira tapi kali ini tidak kulihat istriku sedang tersedu sambil mengusap air mata ada gerangan kucoba mendekati  “ada apa ma?” mama sebutan dan panggilan kesayangan untuk memanggil istriku.Istriku hanya diam sambil sesekali terseduk .istriku mengis bathinku “bila ada masalah coba ceritakan biar aku tahu masalah yang sedang mama hadapi agar aku dapatt memberikan nasehat atau jalan keluar nya” Namun istriku tetap diam biasanya tidak seperti ini  setiap kutanya tentang apa saja istriku  selalu memberikan jawabannya tapi kali ini tidak istriku diam sambil sesekali mengusap air matanya.Seakan hilang kesabaranku karena beberapa kali kutanya istriku hanya diam.Aku mulai panik dengan keadaan ini kukeraskan suaraku  “ada apa ma ? jawab!” Suaraku sangat keras mungkin tetangga kiri dan kanan mendengar tidak pernah kulakukan sebelumnya tindakan ini.Tapi harus bagaimana lagi tidak ada jawaban dari istriku.Kucoba menghela napas berharap agar emosikun turun  kuucapkan istigfar beberapa kali semakin turun emosiku setelah itu kutanya lagi istriku dengan perlahan. Kali ini terdengar jawaban dari istriku walaupunterdengan lirih “Mama sedang merenungi nasib kita pak Aku terdiam sejenak “nasib apa ma nasib kita tidak buruk anak anak kita keduanya sehat dan sangat sehat.Kita masih dapat berteduh dari hujan dan dari sengatan matahari dirumah ini walaupun kita Cuma kontrak dan kita tidak pernah terlambat membayarnya kita masih punya simpanan uang dibank walaupun tidak banyak tapi cukup untuk beberapa bula bahkan mungkin untuk satu tahun  tanpa aku harus bekerja apalagi yang disesali  apa karena bapak tidak bekerja lagi “ kutumpahkan segala nasehatku  kuberikan alasan-alasan jelas  bahwa tidak semestinya menyesali nasib.karena memang tidak ada yang harus disesali .Nikmat begitu besar yang kami dapat selama ini. Sejenak kami berdu aterdiam  dengan menghela napas panjang istriku menceritakan secara runtun mengapa ia menyesali nasib.kudengarkan dengan seksama ,hanya mendengarkan .dari penjelasan istriku aku dapat menyimpulkan semuanya ternyata istriku sangat sempit cara pandang nya tentang arti kebahagian hanya sebatas harta,uang rumah yang besar,mobil  yang banyak dan setumpuk emas berkilau.sebelum kami menempati rumah kontrakkan ini kami memeliki rumah yang besar mobil ada dua tabungan dibank cukup untuk puluhan tahun walaupun aku tidak mendapat penghasilan lagi.tapi sekarang semuanya sudah tidak kami miliki lagi yang tersisa sedikit uang dibank dan seuntai kalung seberat dua gram.Boleh dibilang kami bangkrut.